Senin, 23 April 2012

Peringatan RA Kartini Masa Kini

Mengikuti Zaman

IRONE PERINGATAN HARI KARTINI
Refleksi peringatan hari RA Kartini saat ini sungguh merupakan ironi di tengah masyarakat terhadap cita-cita luhur RA Kartini, tentu fenomena ini tidak bisa digeneralisir kesemua wilayah NKRI, ini hanya 'penglihatan' penulis saja di Kabupaten Kota Kulonprogo. Beberapa hari yang lalu, dikota Wates terutama pelajar, memperingati hari Kartini dengan memakai pakai tradisonal jawa, komplet dengan atributnya. Coba kita tenggok sejarah 'keinginan' kartini masa lalu, walau saya yakin 256% bahwa tidak terbesit sedikitpun, keinginan RA Kartini untuk diteladani ataupun menjadi contoh, apalagi harus diperingati. RA Kartini berbuat dan berperilaku karena keadaan situasi pada saat itu. Sama halnya pada saat ini, kalau ada salah satu warga yang berjuang 'mempertahankan' daerahnya untuk tidak dijadikan Pabrik ataupun waduk tinalah, tentu perjuangannya akan di abadikan oleh penerusnya.
Kartini merupakan sosok perempuan yang menjadi inspirasi bagi setiap khalayak umum karena keberanianya dalam memperjuangkan hak-hak wanita di dalam kehidupan. Dalam langkah perjuanganya tidak mudah, Beliau dari keluarga yang terhormat dan barada (darah biru) tetapi cara hidupnya yang sederhana serta kepedulianya kepada perempuan sangat besar. Beliau mempunya cita-cita luhurnya yaitu agar perempuan mempunyai persamaan dalam memperoleh pendidikan seperti kaum lelaki keturunan 'priyayi' dan tidak diperlakukan semena-mena dan 'disio-sio' karena dalam diri setiap perempuan mempunyai potensi yang sangat besar bagi andil kesuksesan dalam kehidupan. Karena tanpa sosok -sosok wanita hebat ini tidak mungkin akan lahir tokoh-tokoh besar yang akan membawa pembaharuan.
Pada sekarang ini perjuanganya nampak sia-sia karena kita dapat melihat berbagai realita yang ada pada sekarang ini jiwa yang tertanam pada perempuan mulai luntur dan bahkan tidak terlihat seperti kartini seperti cerita jaman dulu. Wanita sekarang bangga dengan kebudayaan barat saat ini padahal sejatinya kebudayaan itu dapat merusak moral bangsa  perempuan Indonesia itu.
Salah satu fenomena kebudayaan yang dianut oleh generasi muda kita khususnya perempuan cukup memprihatinkan. Banyak gadis muda memakai pakaian-pakaian yang tidak pantas pakai serta berbau porno yang tidak layak bagi bangsa berkebudayaan timur. Anak Muda (Gadis Muda/anak Sekolah) saat ini ketika mengikuti upacara "RA KARTINI" mereka berbusana ala kartini jaman dulu, berkebaya, sanggulan dan lain,lain, akan tetapi apa yang dilakukan sebelum upacara atau sesudahnya??, salah satu pemandangan yang saya lihat ketika di Kota Wates (Jogjakrta), bahwa mereka memenag berkebaya, tetapi ketika berangkat atau pulang ternyata mereka naik motor dengan PDnya (percaya diri) membonceng dengan melangkah. Apa tidak boleh membonceng dengan melangkah?, tentu syah-syah saja membonceng melangkah, tetapi terasa lucu dan wagu ketika menggunakan kebaya. Ini hanya masalah pakaian masalah yang sepele yang lebih memprihatinkan lagi adalah tradisi kebebasan bergaul menjadipersoalan besar yang sampai saat ini belum juga ada penanggulangan dari berbagai pihak. Banyak penelitian dan hasil analisis dan bahkan survey yang mencengangkan 'hati' kita, bahwa banyak pelajar kita sudah tidak perawan lagi. dari Urais (Kemenag) juga mengeluarkan fatwa (informasi) bahwa banyak 'calon manten' yang 'kecelakaan' sebelum prosesi ijabqobul. Bahwa dalam guyonan anak muda sekarang, ternyata instan tidak hanya mie saja, tetapi membuat anakpun dengan proses instan, belum genap 9 bulan 10 hari sudah melahirkan.  Apa ini yang disebut dengan Kartiniku sekarang ? Kecewa itu yang pantas diungkapkan untuk mencoba perbaiki kaum ibu ataupun calon ibu, bukankan ibu merupakan tiang bangsa, jika ibu kita baik, tentu anak-anak yang diasuh yang oleh ibu yang mendidik anak yang merupakan generasi penerus bangsa tentu juga akan baik. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia kita patut prihatin terhadap situasi yang terjadi sekarang ini karena banyak perempuan yang kehilangan makna sesungguhnya kartini itu sendiri.
Apapun yang terjadi pada saat ini, tentu kita tetap harus memberikan apresiasi kepada teman-teman yang selalu memperjuangkan kaum wanita untuk selalu maju. Dalam kondisi apapun, tetap kita ucapkan "Selamat Hari Kartini, semoga generasi kita menteladani apa yang diperjuangan oleh RA Kartini, Maju terus kaum wanita indonesia, jalan lupakan kodratmu sebagai wanita mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar