Rabu, 10 Agustus 2011

TUNTUNAN IBADAH
PADA BULAN RAMADHAN
Berdasarkan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah

A. Persiapan
1. Dituntunkan agar setiap Muslim dan Muslimah mempersiapkan diri pribadi baik secara lahir maupun batin, dan memperbanyak melakukan puasa sunat di bulan Sya‘ban,berdasarkan hadits Nabi Muhammad saw: 

 يْتُ رَسُولَ

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ ... مَا رَأيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ مَلَ صِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْ كْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ.يْتُهُ أَ
رَمَضَانَ وَمَا رَأ]متفق عليه[.
Artinya: “Dari ‘Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: ... Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw berpuasa sebulan penuh selain bulan Ramadhan. Juga saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa kecuali di bulan Sya‘ban." [Muttafaq ‘Alaih].


2. Melakukan pengkondisian Ramadhan pada bulan Sya‘ban di lingkungan masyarakat, rumah dan masjid-masjid dengan memperbanyak informasi dan kajian tentang Tuntunan Ibadah Ramadhan.

3. Mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan di bulan Ramadhan, seperti sound system yang memadai, mempersiapkan dan membersihkan tempat wudhu, air wudhu, kotak-kotak infaq, peralatan ta‘jil, dan lainlain.

4. Kebersihan, baik di dalam masjid maupun di lingkungan sekitarnya.

5. Pengaturan shaf dan keamanan
6. Jadwal mu’adzin, imam, penceramah dan penjemputannya.
7. Mempersiapkan tempat shalat ‘Idul Fitri, Imam/Khatib dan penjemputannya.
8. Membentuk ‘Amil Zakat, untuk memungut dan membagikannya serta mempersiapkan peralatannya.


B. Tuntunan Shiyam
1. Pengertian Shiyam (Puasa)
a. Shiyam menurut bahasa: menahan diri dari sesuatu.
b. Shiyam menurut istilah: menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual suami isteri dan segala yang membatalkan sejak dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah. Dasar keharusan niat berpuasa karena Allah:

1) Firman Allah SWT:

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus …” [QS. Al-Bayyinah (98): 5].
2) Hadits Nabi Muhammad saw:

Artinya: “Dari Umar r.a. (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya semua perbuatan
ibadah harus dengan niat, dan setiap orang tergantung kepada niatnya …” [Ditakhrijkan oleh Al-Bukhari, Kitab al-Iman].
3) Hadits Nabi Muhammad saw:

Artinya: “Dari Hafshah Ummul Mu’minin r.a. (diriwayatkan bahwa) Nabi saw bersabda: Barangsiapa tidak berniat puasa di malam hari sebelum fajar, maka tidak sahpuasanya.” [Ditakhrijkan oleh Al-Khamsah, lihat Ash-Shan‘aniy, II,153].
2. Jumlah Hari Shiyam (Puasa)
a. Shiyam dimulai pada tanggal 1 bulan Ramadhan dan diakhiri pada tanggal terakhir bulan Ramadhan (29 hari atau 30 hari, tergantung pada kondisi bulan tersebut). Untuk itu, maka harus mengetahui awal bulan Ramadhan.
b. Dasar keharusan mengetahui awal bulan
Ramadhan:
1) Firman Allah SWT:

Artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulanbercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).” [QS. Yunus (10): 5]
2) Hadits Nabi Muhammad saw:

Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Puasalah
karena melihat hilal dan berbukalahkarena melihatnya, apabila kamu terhalang penglihatanmu oleh awan, maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya’ban tiga puluh hari.” [HR.al-Bukhari, dan Muslim].
3) Hadits Nabi Muhammad saw:

Artinya: “Dari Ibnu Abbas r.a.(diriwayatkan bahwa) ia berkata:Datanglah seorang Badui kepada Nabi saw seraya katanya: Saya telah melihat hilal. Beliau bersabda: Maukah kamu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah? Ia berkata: Ya. Nabi saw bersabda: Maukah kamu bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah? Ia berkata: Ya. Bersabdalah Nabi saw: Hai Bilal, umumkanlah kepada semua orang supaya mereka besok berpuasa.” [HR. Ibnu Hibban, Ad-Daruquthni, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim].
4) Hadits Nabi Muhammad saw:

Artinya: “Dari Ibnu Umar r.a. dari Rasulullah saw, (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Bila kamu melihatnya (hilal) maka berpuasalah, dan bila kamu melihatnya maka berbukalah (berlebaranlah). Dan jika penglihatanmu tertutup oleh awan maka kira-kirakanlah bulan itu.” [HR. Asy-Syaikhani, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah].
C. Dasar Kewajiban Shiyam Ramadhan
1. Firman Allah SWT:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah (2):183].
2. Hadits Nabi Muhammad saw:

Artinya: “Dari ‘Abdullah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Islam dibangun di atas lima dasar, yakni bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah; mendirikan shalat; menunaikan zakat;
mengerjakan haji; dan berpuasa pada bulan Ramadhan.” [HR al-Bukhari, Muslim, at-Turmudzi, an-Nasa’i, dan Ahmad, dan lafal ini adalah lafal Muslim].

D. Orang yang Diwajibkan dan yang Tidak Diwajibkan Berpuasa
1. Orang yang diwajibkan berpuasa Ramadhan orang yang diwajibkan berpuasa Ramadhan adalah semua muslimin dan muslimat yang mukallaf. Dasarnya adalah hadits Abdullah di atas (huruf C).
2. Orang yang tidak diwajibkan berpuasa Ramadhan, dan wajib mengganti puasanya di luar bulan Ramadhan adalah perempuan yang mengalami haidl dan nifas di bulan Ramadlan. Para ulama telah sepakat bahwa hukum nifas dalam hal puasa sama dengan haidl. Dasarnya adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad saw:



Artinya: “Rasulullah saw bersabda: Bukankah wanita itu jika sedang haidl, tidak shalat dan tidak berpuasa? Mereka menjawab: Ya.” [HR. Al-Bukhari].
b. Hadits Nabi Muhammad saw:

Artinya: “‘Aisyah r.a. berkata: Kami pernah kedatangan hal itu [haid], maka kami diperintahkan mengqadla puasadan tidak diperintahkan mengqadla shalat. [HR. Muslim].1
E. Orang yang Diberi Keringanan dan Orang yang Boleh Meninggalkan Puasa
1. Orang yang diberi keringanan (dispensasi) untuk tidak berpuasa, dan wajib mengganti (mengqadla) puasanya di luar bulan Ramadhan:
a. Orang yang sakit biasa di bulan Ramadhan.
b. Orang yang sedang bepergian (musafir).
Dasarnya adalah:
1 Ketika mensyarah hadis ini an-Nawaw³ menjelaskan, !Ungkapan "maka kami diperintahkan mengqadla puasa dan tidak diperintahkan mengqadla shalat" adalah hukum yang telah disepakati. Kaum Muslimin juga telah berijmak bahwa wanita sedang haid dan nifas tidak wajib shalat dan puasa, dan tidak wajib mengqadla shalat tetapi wajib mengqadla puasa.

1) Firman Allah SWT:

Artinya: “Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain ...” [QS. Al-Baqarah (2): 184].
2) Sabda Nabi Muhammad saw:

Artinya: “Bahwa Rasulullah saw bersabda: Sungguh Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia telah
membebaskan puasa dan separo shalat bagi orang yang bepergian, dan membebaskan pula dari puasa
orang hamil dan orang yang menyusui.” [HR. Al-Khamsah].
2. Orang yang boleh meninggalkan puasa dan menggantinya dengan fidyah 1 mud (0,5 kg) atau lebih makanan pokok, untuk setiap hari.
a. Orang yang tidak mampu berpuasa,misalnya karena tua dan sebagainya.
b. Orang yang sakit menahun.
c. Perempuan hamil.
d. Perempuan yang menyusui.
Dasarnya adalah:
1) Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” [QS. Al-Baqarah (2): 184].
2) Hadits Nabi Muhammad saw:

Artinya: “Bahwa Rasulullah saw bersabda: Sungguh Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia telah
membebaskan puasa dan separo shalat bagi orang yang bepergian, dan membebaskan pula dari
puasa orang hamil dan orang yangmenyusui.” [HR. Al-Khamsah].F. Hal-hal yang Membatalkan Puasa dan
Sanksinya
1. Makan dan minum di siang hari pada bulan
Ramadhan, puasanya batal, dan wajib
menggantinya di luar bulan Ramadhan.
Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan makan minumlah hingga
terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar ...” [QS. Al-Baqarah (2):
187].
2. Senggama suami-isteri di siang hari pada
bulan Ramadhan; puasanya batal, dan
wajib mengganti puasanya di luar bulan
Ramadhan, dan wajib membayar kifarah
19
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
berupa: memerdekakan seorang budak;
kalau tidak mampu harus berpuasa 2 (dua)
bulan berturut-turut; kalau tidak mampu
harus memberi makan 60 orang miskin,
setiap orang 1 mud makanan pokok. Dalam
suatu hadits disebutkan sebagai berikut:
بِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ
َ
عَنْ أ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ بِي جُلُوسٌ عِنْدَ النَّ
رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ هَلَكْتُ قَالَ مَا لَكَ قَالَ
نَا صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَل
َ
تِي وَأ
َ
وَقَعْتُ عَىَل امْرَأ
قُهَا قَالَ لاَ قَالَ مَ هَلْ تَِجدُ رَقَبَةً تُعْتِ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّ
قَالَ لاَ نْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعِْنيَ
َ
فَهَلْ تسَْتَطِيعُ أ
طْعَامَ سِتِّينَ مِسْكِينًا قَالَ لاَ قَالَ تَِجدُ إِ فَقَالَ فَهَلْ
فَمَكَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَيْنَا نَحْنُ ع
20
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَقٍ فِيهَا تَمْرٌ بِيتِيَ النَّ
ُ
ذَلِكَ أ
نَا قَالَ
َ
يْنَ السَّائِلُ فَقَالَ أ
َ
وَالْعَرَقُ الْمِكْيَالُ قَالَ أ
فْقَرَ مِنِّي يَا
َ
عَىَل أ
َ
خُذْهَا فَتَصَدَّقْ بِهِ فَقَالَ الرَّجُلُ أ
هْلُ
َ
رَسُولَ اللهِ فَوَاللهِ مَا بَ لاَبَتَيْهَا يُرِيدُ الَْحرَّتَ أ
صَلَّى اللهُ بِيهْلِ بَيْتِي فَضَحِكَ النَّ
َ
فْقَرُ مِنْ أ
َ
بَيْتٍ أ
هْلَكَ.
َ
طْعِمْهُ أ
َ
نْيَابُهُ ثُمَّ قَالَ أ
َ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ أ
]رواه البخاري[
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Ketika kami sedang duduk
di hadapan Nabi saw, tiba-tiba datanglah
seorang laki-laki, lalu berkata: Hai Rasulullah,
celakah aku. Beliau berkata: Apa yang
menimpamu? Ia berkata: Aku mengumpuli
isteriku di bulan Ramadhan sedang aku
berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw:
Apakah engkau dapat menemukan budak
21
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
yang engkau merdekakan? Ia menjawab:
Tidak. Nabi bersabda: Mampukah kamu
berpuasa dua bulan berturut-turut? Ia
menjawab: Tidak. Nabi bersabda: Mampukah
engkau memberi makan enam puluh orang
miskin? Ia menjawab: Tidak. Abu Hurairah
berkata: Orang itu berdiam di hadapan Nabi
saw. Ketika kami dalam situasi yang demikian,
ada seseorang yang memberikan sekeranjang
kurma (keranjang adalah takaran), Nabi
saw bertanya: Dimana orang yang bertanya
tadi? Orang itu menyahut: Aku (di sini).
Maka bersabdalah beliau: Ambillah ini dan
sedekahkanlah. Ia berkata: Apakah aku
sedekahkan kepada orang yang lebih miskin
daripada aku, hai Rasulullah. Demi Allah,
tidak ada di antara kedua benteng-kedua bukit
hitam kota Madinah ini keluarga yang lebih
miskin daripada keluargaku. Maka tertawalah
Rasulullah saw hingga nampak gigi taringnya,
kemudian bersabda: Berikanlah makanan itu
kepada keluargamu.” [HR. Al-Bukhari].
22
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
G. Masalah Orang yang Lupa
Orang yang makan atau minum karena lupa
di siang hari pada bulan Ramadhan, dalam
keadaan berpuasa, tidaklah batal puasanya,
dan harus meneruskan puasanya tanpa
adanya sanksi apapun. Dalam suatu hadits
disebutkan sebagai berikut:
بِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ
َ
عَنْ أ
وْ
َ
كَلَ أ
َ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نسَِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأ
طْعَمَهُ اللهُ وَسَقَاهُ. ]رواه
َ
شَِربَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أ
الجماعة[.
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Barangsiapa lupa sedang ia berpuasa, lalu
makan dan minum, maka sempurnakanlah
puasanya, karena sesungguhnya Allahlah
yang memberi makan dan minum itu
kepadanya.” [HR. Al-Jama‘ah].
23
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
H. Hal-hal yang Harus Dijauhi Selama
Berpuasa
1. Berkata atau melakukan hal-hal yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti:
berbohong, memfitnah, menipu, berkata
kotor, mencaci maki, membuat gaduh,
mengganggu orang lain, berkelahi, dan segala
perbuatan yang tercela menurut ajaran Islam.
Dasarnya adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad saw:
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ بِي
َ
عَنْ أ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ
نْ يَدَعَ
َ
الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ حَاجَةٌ فِي أ
طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ. ]رواه الخمسة[.
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a.
(diriwayatkan bahwa ia berkata: Rasulullah
saw telah bersabda: Barangsiapa yang
tidak meninggalkan perkataan bohong
24
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
dan suka mengerjakannya, maka Allah
tidak memandang perlu orang itu
meninggalkan makan dan minumnya.”
[HR. Al-Khamsah].
b. Hadits Nabi Muhammad saw:
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ بِي
َ
عَنْ أ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ
نْ يسَْخَبْ فَإِ ذٍ وَلاَ حَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ يَوْمَئِ
َ
أ
وْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إ امْرُؤٌ صَائِمٌ.
َ
حَدٌ أ
َ
شَاتَمَهُ أ
]رواه البخاري ومسلم[.
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Bersabda Rasulullah saw: Jika seseorang
di antara kamu berpuasa, maka janganlah
berkata kotor pada hari itu, dan janganlah
berbuat gaduh. Jika dimarahi oleh
25
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
seseorang atau dimusuhinya, hendaklah
ia berkata: ‘saya sedang berpuasa’.”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim].
2. Berkumur atau istinsyaq secara
berlebihan. Dasarnya adalah hadits Nabi
saw:
تُ يَا رَسُولَ اللهِ صَبُرَةَ قَالَ قُلْ نِ عَنْ لَقِيطِ بْ
غِ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ سْبِ
َ
خْبِرْنِي عَنْ الْوُضُوءِ قَالَ أ
َ
أ
نْ
َ
صَابِعِ وَبَالِغْ فِي اْلاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أ
َ
بَ اْلأ
تَكُونَ صَائِمًا. ]رواه الخمسة[.
Artinya: “Dari Laqith bin Saburah r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya
berkata: Hai Rasulullah terangkanlah
kepadaku tentang wudlu. Rasulullah
saw bersabda: Ratakanlah air wudlu dan
sela-selailah jari-jarimu, dan keraskanlah
dalam menghirup air dalam hidung,
26
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
kecuali jika engkau sedang berpuasa.”
[HR. Al-Khamsah].
3. Mencium isteri di siang hari, jika tidak
mampu menahan syahwat. Dasarnya
adalah hadits Nabi Muhammad saw:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَهُوَ صَائِمٌ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ
مْلَكَكُمْ لِإِرْبِهِ. ]رواه
َ
صَائِمٌ وَلَكِنَّهُ كَانَ أ
الجماعة والنسائى[.
Artinya: “Dari Aisyah r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Pernah Rasulullah
saw mencium dan merangkul saya dalam
keadaan berpuasa. Tetapi beliau adalah
orang yang paling mampu menahan
nafsunya.” [HR. Al-Jama‘ah dan An-
Nasa’i].
27
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
I. Amalan-amalan yang Dianjurkan
Selama Berpuasa
1. Mengerjakan Qiyamul-Lail di malam bulan
Ramadhan (Qiyamu Ramadhan/ Shalat
Tarawih). Dasarnya adalah hadits Nabi
Muhammad saw:
بِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ
َ
عَنْ أ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُهُمْ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ
يمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ مْ فِيهِ بِعَزِ مُرَهُ
ْ
نْ يَأ
َ
غَيِْر أ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. ]رواه
الشيخان[.
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Rasulullah saw
menganjurkan (shalat) qiyami Ramadhan
kepada mereka (para shahabat), tanpa
perintah wajib. Beliau bersabda: Barangsiapa
mengerjakan (shalat) qiyami Ramadhan
28
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
karena iman dan mengharap pahala, niscaya
diampuni dosanya yang telah lalu. [HR. Al-
Bukhari dan Muslim].
2. Mengakhirkan makan di waktu sahur.
Dasarnya adalah hadits Nabi saw:
õ
��
ó�
ó�
ó
à õ�ú!õ" ó á#ó$õ%ú!ó& ’Ç ò)ú*
ó+
ö,
ú-ö.
ú/
ó+
ú,
ó& ó0
ó1
óÏ
ú2
õ3
4 �5Çóß
öÑ
úÏ
õ
Ãúä
ó
à úö6
ó7
úõ8
õä
ú2
õ9
ó:�;
õ<
ú ö =ú>
ó
à ?ú ö
¡íÑ#@AÇ åÇæÑ] ó;�Bó+
óæ
ö%úCóBó7 õ’Ç �D
óE
’Ç ö áú2
õ+
óÑ
F [Ñ2��5Ç GHI: È#- ¡ã#CJ5Ç È#K"
Artinya: Dari Sahl Ibnu Sa!ad r.a. (diriwayat-
kan bahwa) ia berkata: Saya makan sahur di
keluarga saya, kemudian saya berangkat ter-
buru-buru sehingga saya mendapatkan sujud
(pada shalat subuh) bersama Rasulullah saw
[HR al-Bukh±r³, dalam Kitab ash-Shiy±m
B±b Ta"kh³r as-Sa¥ r].
ِيَ ضرَ
29
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
بِيْ ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ
َ
عَنْ أ
ماَ عَجَّلُوْا اْلإِفْطَارَ
بِخَيْر تِيمَّ
ُ
وَسَلَّمَ : لاَ تَزَالُ أ
خَّرُوْا السَّحُوْرَ ]رواه أحمد[
َ
وَأ
Artinya: “Dari Abu Dzarr (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Umatku senantiasa dalam keadaan baik
selama mereka menyegerakan berbuka dan
menta’khirkan sahur” [HR Ahmad].
3. Menyegerakan berbuka sebelum shalat
Maghrib (ta‘jil). Dasarnya adalah hadits Nabi
Muhammad saw:
نَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
َ
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أ
مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ.
وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْر
]متفق عليه[.
Artinya: “Dari Sahl bin Sa‘ad (diriwayatkan
bahwa) Rasulullah saw bersabda: Orang akan
30
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
selalu baik (sehat) apabila menyegerakan
berbuka.” [Muttafaq ‘Alaih].
4. Berdoa ketika berbuka puasa, dengan doa
yang dituntunkan yang menunjukkan kepada
rasa syukur kepada Allah SWT. Misalnya do’a
Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa
tsabatal ajru insy± Allah. Hal ini diterangkan
dalam hadis berikut:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ
ُ
فْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأ
َ
وَسَلَّمَ إِذَا أ
جْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ. ]رواه أبو داود[.
َ
وَثَبَتَ اْلأ
Artinya: “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Apabila Rasulullah saw
berbuka, beliau berdoa: Dzahabazh zhama’u
wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insy± Allah
[Hilanglah rasa haus dan basahlah uraturat
(badan) dan insya Allah mendapatkan
pahala]” [HR. Abu Dawud].
31
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
5. Memperbanyak shadaqah dan mempelajari/
membaca Al-Qur’an.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
جْوَدُ مَا يَكُونُ ف
َ
جْوَدَ النَّاسِ بِا يْخلَِْر وَكَانَ أ
َ
وَسَلَّمَ أ
يلُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ اهُ جِبِْر رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَ
فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
جْوَدُ بِا يْخلَِْر مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ.
َ
حِينَ يَلْقَاهُ جِبِْريلُ أ
]متفق عليه[.
Artinya: “Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Rasulullah saw adalah
orang yang paling dermawan, apalagi
pada bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh
Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan
Ramadhan, dan mengajaknya membaca dan
mempelajari Al-Qur’an. Ketika ditemui Jibril,
Rasulullah adalah lebih dermawan daripada
32
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
angin yang ditiupkan.” [Muttafaq ‘Alaih].
6. Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara
i‘tikaf di masjid, terutama pada sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana
dilakukan oleh Rasulullah saw.
عَنْ بْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
َ
وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشِْر اْلأ
]متفق عليه[.
Artinya: “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Rasulullah saw selalu
beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan
di bulan Ramadhan.” [Muttafaq ‘Alaih].
J. Tuntunan Qiyamu Ramadhan (Shalat
Tarawih)
1. Pengertian Qiyamu Ramadhan (Shalat
Tarawih)
Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih) ialah
shalat sunnat malam pada bulan Ramadhan.
33
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
2. Waktu Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih)
Adapun waktunya ialah sesudah shalat ‘Isya
hingga fajar (sebelum datang waktu Shubuh),
sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi
Muhammad saw:
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ بِي عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّ
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِيمَا
نْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ وَهِيَ الَّتِي يَدْعُو
َ
بَ أ
النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً. ]رواه
مسلم[.
Artinya: “Dari ‘Aisyah r.a. isteri Nabi saw
(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah
saw selalu mengerjakan shalat (malam) pada
waktu antara selesai shalat ‘Isya, yang disebut
orang “‘atamah” hingga fajar, sebanyak
sebelas rakaat.” [HR. Muslim].
34
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
3. Pelaksanaan Qiyamu Ramadhan (Shalat
Tarawih)
a. Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih)
sebaiknya dikerjakan secara berjama‘ah,
baik di masjid, mushalla, ataupun di
rumah, dan dapat pula dikerjakan
sendiri-sendiri.
Dasarnya adalah hadis Nabi Muhammad
saw:
نَّ
َ
مِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أ
ُ
عَنْ عَائِشَةَ أ
رَسُولَ اللهِ صَلَي اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ صَلَّى ذَاتَ لَيْلَةٍ
فِى الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلاَتِهِ نَاسٌ، ثُمَّ صَلَّى مِنَ
قَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ، ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنَ اللَّيْلَةِ الْ
هِْمْ رَسُولُ اللهِ لَيمْ يَخْرُجْ إِ عَةِ، فَلَ وِ الرَّابِ
َ
الثَّالِثَةِ أ
يْتُ
َ
صْبَحَ قَالَ قَدْ رَأ
َ
صَلَّي اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا أ
مِنَ ا رْخلُُوجِ إِلَيْكُمْ
الَِّذى صَنَعْتُمْ وَلَمْ يَمْنَعْ
35
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
نْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ، وَذَلِكَ ف
َ
نِّى خَشِيتُ أ
َ
إِلاَّ أ
رَمَضَانَ. ]رواه البخاري و مسلم[
Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah
Ummul Mukminin ra, bahwasanya
Rasulullah saw pada suatu malam salat
di masjid. Lalu salatlah bersama salatnya
(berjamaah) sejumlah orang. Kemudian
orang satu kabilah (dalam jumlah besar)
juga ikut salat, sehingga jumlah jamaah
semakin banyak. Pada malam ketiga atau
keempat, para jamaah telah berkumpul,
namun Rasulullah saw tidak keluar ke
masjid menemui mereka. Ketika pagi
tiba beliau berkata: “Aku sungguh telah
melihat apa yang kalian lakukan (salat
tarawih berjamaah). Tidak ada yang
menghalangiku untuk keluar menemui
kalian, kecuali sesungguhnya aku takut,
(kalian menganggap) salat itu diwajibkan
atas kalian.” Komentar Aisyiah: Hal
36
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
itu terjadi di bulan Ramadan.” [HR. al-
Bukhari dan Muslim]
b. Apabila dikerjakan secara berjama‘ah,
maka harus diatur dengan baik dan
teratur, sehingga menimbulkan rasa
khusyu‘ dan tenang serta khidmat; shaf
laki-laki dewasa di bagian depan, anakanak
dibelakangnya, kemudian wanita di
shaf paling belakang. Kalau perlu dapat
diberi tabir, untuk menghindari saling
memandang antara laki-laki dan wanita.
Dasarnya adalah hadis Nabi Muhammad
saw:
نَا وَيَتِيمٌ ف
َ
نسَِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ صَلَّيْتُ أ
َ
عَنْ أ
م
ُ
بَيْتِنَا خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأ
مُّ سُلَيْمٍ خَلْفَنَا. ]رواه ابن خزيمة[.
ُ
أ
Artinya: “Dari Anas ibn Malik r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya
37
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
mendirikan shalat di rumah saya bersama
anak yatim di belakang Nabi saw, sedang
ibuku, Ummu Sulaim di belakang kami.”
[HR. Ibnu Khuzaimah].
c. Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih)
dikerjakan antara lain dengan cara 4
raka‘at, 4 raka‘at tanpa tasyahud awal,
dan 3 raka‘at witir tanpa tasyahud awal,
sebagaimana dijelaskan dalam hadits
Nabi Muhammad saw:
عَنْ عَائِشَةَ ح سُئِلَتْ عَنْ صَلاَةِ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ قَالَتْ مَا كَانَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ ف
حْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يِْرهِ عَىَل إِ غَ فِي رَمَضَانَ وَلاَ
لْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ
َ
رْبَعًا فَلاَ تسَْأ
َ
يُصَلِّي أ
لْ عَنْ حُسْنِهِنَّ
َ
رْبَعًا فَلاَ تسَْأ
َ
ثُمَّ يُصَلِّي أ
38
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثاً ]رواه البخاري
ومسلم[.
Artinya: “Dari ‘Aisyah (diriwayatkan
bahwa) ketika ia ditanya mengenai
shalat Rasulullah saw di bulan Ramadan.
Aisyah menjawab: Nabi saw tidak
pernah melakukan shalat sunnat di bulan
Ramadan dan bulan lainnya lebih dari
sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat
dan jangan engkau tanya bagaimana
bagus dan indahnya. kemudian beliau
shalat lagi empat rakaat, dan jangan
engkau tanya bagaimana indah dan
panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga
rakaat.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
d. Sebelum mengerjakan Qiyamu Ramadhan,
disunnatkan mengerjakan shalat
sunat dua raka‘at ringan (Shalat Iftitah),
sebagaimana dijelaskan dalam hadits
Nabi Muhammad saw:
39
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّ
َ
عَنْ أ
فَلْيَفْتَتِحْ لِحَدُكُمْ مِنْ اللَّيْ
َ
قَالَ إِذَا قَامَ أ
صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ. ]رواه مسلم
وأحمد وأبو داود[.
Artinya: “Dari Abu Hurairah dari Nabi
saw, (diriwayatkan bahwa) beliau
bersabda: Jika salah satu di antara kamu
mengerjakan qiyamul-lail, hendaklah
ia membuka (mengerjakan) shalatnya
dengan shalat dua rakaat ringan.” [HR.
Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud].
e. Shalat Iftitah dapat dikerjakan secara
berjamaah sesuai dengan shalat tarawih
yang sebaiknya dikerjakan secara
berjamaah. Dasarnya adalah hadis Nabi
Muhammad saw:
40
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
نِنَّ كُرَيْبًا مَوْلَى ابْ
َ
عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ أ
لْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَيْفَ
َ
نَّهُ قَالَ سَأ
َ
خْبَرَهُ أ
َ
عَبَّاسٍ أ
كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
تُّ عِنْدَهُ لَيْلَةً وَهُوَ عِنْدَ مَيْمُونَةَ الَ بِ اللَّيْلِ قَ بِ
وْ نِصْفُهُ
َ
فَنَامَ حَتَّى إِذَا ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ أ
تُ
ْ
وَتَوَضَّأ
َ
اسْتَيْقَظَ فَقَامَ إِلَى شَنٍّ فِيهِ مَاءٌ فَتَوَضَّأ
مَعَهُ ثُمَّ قَامَ فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ عَىَل يسََارِهِ فَجَعَلَن
نَّهُ يَمَسُّ
َ
سِي كَأ
ْ
عَىَل يَمِينِهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَىَل رَأ
فَصَلَّى رَكْعَتَ خَفِيفَتَ قَدْ نِي نَّهُ يُوقِظُ
َ
ذُنِي كَأ
ُ
أ
مِّ الْقُرْآنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ
ُ
فِيهِمَا بِأ
َ
قَرَأ
صَلَّى حَتَّى صَلَّى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً بِالْوِتْرِ ثُمَّ
تَاهُ بِلاَلٌ فَقَالَ الصَّلاَةُ يَا رَسُولَ اللهِ فَقَامَ
َ
نَامَ فَأ
41
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
فَرَكَعَ رَكْعَتَ ثُمَّ صَلَّى لِلنَّاسِ ]رواه أبو داود:
.] الصلاة: فى صلاة الليل: 7511
Artinya: “Diriwayatkan dari Makhramah
bin Sulaiman sesungguhnya Kuraib
hamba ibnu Abbas telah menceritakan
bahwa dirinya berkata: Saya bertanya
kepada Ibnu Abbas, bagaimana salat
Rasulullah saw pada malam hari dimana
saya bermalam di tempatnya sedang
beliau (Rasulullah) berada di tempat
Maimunah. Beliau tidur, lalu sampai
waktu telah memasuki sepertiga malam
atau setengahnya beliau bangun dan
menuju ke griba (wadah air dari kulit)
kemudian beliau berwudlu dan aku
pun berwudlu bersama beliau, lalu
beliau berdiri (untuk melakukan salat)
dan aku pun berdiri di sebelah kirinya,
maka beliau menjadikan aku berada
di sebelah kanannya, kemudian beliau
42
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
meletakkan tangannya di atas kepalaku,
seolah-olah beliau memegang telingaku,
seolah-olah beliau membangunkanku,
kemudian beliau salat dua rakaat ringanringan,
beliau membaca ummul-Qur’an
pada setiap rakaat, kemudian beliau
mengucapkan salam sampai beliau
salat sebelas rakaat dengan witirnya,
kemudian beliau tidur. Maka sahabat
Bilal menghampirinya sambil berseru;
waktu salat wahai Rasulullah, lalu beliau
bangkit (bangun dari tidurnya) dan salat
dua rakaat, kemudian memimpin salat
orang banyak.” [HR Abu Dawud, kitab
as-Salat, bab fi salat al-Lail, hadis no.
1157]
f. Salat iftitah dilakukan dengan cara: pada
rakaat pertama setelah takbiratul-ihram
membaca doa iftitah “Subhanallah dzil
malakuti wal jabaruti wal kibriya-i wal-
‘adzamah”, kemudian membaca surat
43
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
al-Fatihah, dan pada rakaat kedua
hanya membaca surat al-Fatihah (tanpa
membaca surat lain). Dasarnya adalah
hadis Nabi saw:
تَيتُ النَّبِيَّ صَل
َ
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ اليَمَانِ قَالَ : أ
وَقَامَ يُصَلِّي،
َ
اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ ، فَتَوَضَّأ
قَامَنيَ عَنْ يَمِيْنهِ،
َ
تَيْتُهُ، فَقُمْتُ عَنْ يسََارِه، فَأ
َ
فَأ
فَكَبَّرَ، فَقَالَ: سُبْحَانَ اللهِ ذِي اْلَمَلَكُوْتِ،
الَْحدِيْثُ -» يَاءِ ، وَالْعَظَمَةِ كِبِْر وَا بْجلََرَوت ، وَالْ
فِى مَجْمَعِ وَقَالَ وْسَطِ
َ
]اَخْرَجَهُ الطَّبْرَانِى فِى اْلأ
.] الزَّوَائِدِ: رِجَالُهُ مُوَثَّقُوْنَ: الجزء الول: 701
Artinya: “Diriwayatkan dari Hudzaifah
bin al-Yaman ia berkata: Aku pernah
mendatangi Nabi saw pada suatu malam.
Beliau mengambil wudlu kemudian shalat
44
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
lalu aku menghampirinya dan berdiri di
sebelah kirinya lalu aku di tempatkan
di sebelah kanannya, kemudian beliau
bertakbir dan membaca: Subha-nallah
dzil malakuti wal-jabaruti wal-kibriya-i
wal-‘adzamah.” [HR. ath-Thabrani dalam
kitab al-Ausath dengan mengatakan
bahwa perawinya orang terpecaya, juz
1: 107]
g. Bacaan surat yang dibaca setelah
membaca Al-Fatihah pada 3 raka‘at
shalat witir, menurut Rasulullah saw
adalah sebagai berikut: Pada raka‘at
pertama membaca surat Al-A‘la, pada
raka‘at kedua membaca surat Al-Kafirun,
dan pada raka‘at ketiga membaca surat
Al-Ikhlash. Dalam hadits Nabi disebutkan
sebagai berikut:
نَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
َ
بَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ أ
ُ
عَنْ أ
رِولَى مِنْ الْوِتْ
ُ
فِي الرَّكْعَةِ اْلأ
ُ
وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأ
45
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
يُّهَا
َ
عَىْل وَفِي الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أ
َ
بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأ
حَدٌ. ]رواه
َ
الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّا ةِثلَِ بِقُلْ هُوَ اللهُ أ
النسائى والترمذى وابن ماجه[.
Artinya: “Dari Ubay bin Ka‘ab
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Bahwa Nabi saw pada shalat witir pada
rakaat yang pertama selalu membaca
Sabbihisma Rabbikal-A‘laa, dan pada
rakaat yang kedua membaca Qul Yaa
Ayyuhal-Kaafiruun, dan pada rakaat
yang ketiga membaca Qul Huwallaahu
Ahad.” [HR. An-Nasa’i, At-Tirmidzi, dan
Ibnu Majah].
h. Setelah selesai 3 raka‘at shalat witir,
disunatkan membaca doa:
سُبْحَانَ اْلمَلِكِ اْلقُدُّوسِ.
Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha
Merajai dan Yang Maha Bersih.”
46
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Dibaca tiga kali, dengan suara nyaring
dan panjang pada bacaan yang ketiga.
Lalu membaca:
رَبُّ اْلمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ.
Artinya: “Yang Menguasai para Malaikat
dan Ruh/Jibril.”
Berdasarkan hadis:
بَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ الله صلى
ُ
عَنْ أ
قَالَ سُبْحَانَ رِ الله عليه وسلم إِذِا سَلَّمَ فِيْ اْلوِتْ
اْلمَلِكِ اْلقُدُّوْسِ ]رواه أبو داود[.
Artinya: “Dari Ubayy Ibnu Ka‘ab
(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah
Rasulullah saw membaca Sub¥±nal-
Malikil-Quddus
[Maha Suci Allah Yang
Maha Merajai dan Yang Maha Bersih]”
[HR. AbuD±
wud].
47
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
بَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ الله صلى
ُ
عَنْ أ
ع
َ
الله عليه وسلم يُوْتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأ
حَدٌ وَإِذَا
َ
يُّهَا اْلكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ الله أ
َ
وَقُلْ يَا أ
سَلَّمَ قَالَ سُبْحَانَ اْلمَلِكِ اْلقُدُّوْسِ ثَلاَثَ
خِيْرَةِ صَوْتَهُ وَيَقُوْلُ رَبِّ
َ
مَرَاتٍ وَمَدَّ بِاْلأ
اْلمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ ]رواه الطبراني في المعجم
الأوسط[ .
Artinya: “Dari Ubayy Ibnu Ka‘ab
(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah
Rasulullah saw melakukan witir dengan
membaca Sabbihis—marabbikal-a‘l±, qul
y± ayyuhal-k±firun
dan qul huwall±hu
a¥±d; dan apabila selesai salam ia
membaca Sub¥±nal-Malikil-Quddus
[Maha Suci Allah Yang Maha Merajai
48
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
dan Yang Maha Bersih] tiga kali dan
menyaringkan suaranya dengan yang
ketiga, serta mengucapkan rabbulmal±’
ikati war-ru¥
[Tuhan Malaikat dan
ruh]” [HR ath-Thabarani, di dalam al-
Mu‘jam al-Ausath].
K. Tuntunan Idul Fitri
1. Memperbanyak takbir pada malam Hari
Raya ‘Idul Fitri, sejak matahari terbenam,
hingga esok, ketika shalat ‘Id dimulai.
Dasarnya adalah firman Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَىَل مَا هَدَاكُمْ
.]581 :) وَلَعَلَّكُمْ تشَْكُرُونَ. ]البقرة ) 2
Artinya: “Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
[QS. Al-Baqarah (2): 185].
49
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
2. Sebelum berangkat ke tempat shalat,
hendaklah memakai pakaian yang
terbaik yang dimilikinya, memakai
wangi-wangian, makan secukupnya.
Pada waktu berangkat shalat hendaklah
selalu membaca takbir. Dan pada waktu
pulang hendaklah mengambil jalan lain
ketika berangkat. Semua kaum muslimin
dan muslimat dianjurkan mendatangi
tempat shalat untuk mendengarkan
khutbah. Para wanita yang sedang haidl
cukup mendengarkan khutbah, tidak
mengerjakan shalat. Dasar-dasarnya
adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad saw:
مَرَناَ رَسُوْلُ اللهِ
َ
نسٍَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أ
َ
عَنِ أ
نْ
َ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ العِيْدَيْنِ أ
جْوَدِ
َ
نْ نَتَطَيَّبَ بِأ
َ
جْوَدَ ماَ نَِجدُ وَأ
َ
نَلْبَسَ أ
50
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
سْمَنِ ماَ نَِجدُ. ]رواه
َ
نْ نُضَحِّيَ بِأ
َ
ماَ نَِجدُ وَأ
الحاكم[.
Artinya: “Dari Anas r.a. (diriwayatkan
bahwa) Rasulullah saw menyuruh
kami pada dua hari raya [Idul Fitri
dan Idul Adlha] agar memakai
pakaian yang terbaik yang kami
miliki, memakai wangi-wangian
yang terbaik, dan menyembelih
binatang yang paling gemuk.” [HR.
Al-Hakim].
b. Hadits Nabi Muhammad saw:
بِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَل
َ
عَنْ أ
نِ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ إِلَى الْعِيدَيْ
يَرْجِعُ فِي غَيِْر الطَّرِيقِ الَِّذي خَرَجَ فِيهِ.
]رواه أحمد ومسلم[.
51
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Rasulullah saw apabila keluar
ke tempat shalat dua Hari Raya,
pulangnya selalu mengambil jalan
lain dari ketika beliau keluar.” [HR.
Ahmad dan Muslim].
c. Hadits Nabi Muhammad saw:
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ مِنَ السُّنَّةِ
كُلَ شَيْئًا
ْ
نْ يَأ
َ
نْ يَخْرُجَ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَأ
َ
أ
نْ يَخْرُجَ. ]رواه الترمذي[.
َ
قَبْلَ أ
Artinya: “Dari ‘Ali r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Termasuk
sunnah Nabi, pergi ke tempat shalat
‘Id dengan berjalan kaki dan makan
sedikit sebelum keluar.” [HR at-
Tirmidzi].
52
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
d. Hadits Nabi Muhammad saw:
مَرَنَا رَسُولُ اللهِ
َ
مِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أ
ُ
عَنْ أ
نْ نُخْرِجَهُنَّ ف
َ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أ
ضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالُْحيَّضَ
َ
الْفِطْرِ وَاْلأ
مَّا الُْحيَّضُ فَيَعْتَِزلْنَ
َ
وَذَوَاتِ ا دْخلُُورِ فَأ
الصَّلاَةَ وَيشَْهَدْنَ ا يْخلَْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِحْدَانَا لاَ يَكُونُ لَهَا
خْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا.
ُ
جِلْبَابٌ قَالَ لِتُلْبِسْهَا أ
]رواه الجماعة[.
Artinya: “Dari Ummu ‘Athiyyah
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Rasulullah saw memerintahkan kami
supaya menyuruh mereka keluar
pada hari Idul Fitri dan Idul Adlha:
53
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
yaitu semua gadis remaja, wanita
sedang haid dan wanita pingitan.
Adapun wanita-wanita sedang haid
supaya tidak memasuki lapangan
tempat shalat, tetapi menyaksikan
kebaikan hari raya itu dan panggilan
kaum Muslimin. Aku bertanya:
Wahai Rasulullah, bagaimana
salah seorang kami yang tidak
mempunyai baju jilbab? Rasulullah
menjawab: Hendaklah temannya
meminjaminya baju kurungnya.”
[HR. Al-Jama‘ah].
3. Lafadz Takbir
Lafadz takbir untuk Hari Raya adalah:
كْبَرُ،
َ
كْبَرُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أ
َ
كْبَرُ اللهُ أ
َ
اَللهُ أ
كْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
َ
اَللهُ أ
Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad
saw:
54
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
كْبَرُ
َ
كْبَرُ اللهُ أ
َ
عَنْ سَلْماَنَ قَالَ: كَبِّرُوْا اَللهُ أ
كْبَرُ
َ
كَبِيْرًا. وَجَاءَ عَنْ عُمَرَ وَاْبنِ مَسْعُوْدٍ: اَللهُ أ
كْبَرُ
َ
كْبَرُ، اَللهُ أ
َ
كْبَرُ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أ
َ
اَللهُ أ
وَللهِ اْلحَمْدُ. ]رواه عبد الرزاق بسند صحيح[.
Artinya: “Dari Salman (dilaporkan bahwa)
ia berkata: Bertakbirlah dengan: Allaahu
akbar, Allaahu akbar kabiiran. Dan dari
Umar dan Ibnu Mas‘ud (dilaporkan):
Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha
illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar
wa lillaahil-hamd.” [HR. ‘Abdur-Razzaq,
dengan sanad shahih].
4. Zakat Fitri
Zakat fitri diwajibkan kepada setiap
orang muslim/muslimah, tua muda, dan
anak kecil, yang pada menjelang Hari
Raya mempunyai kelebihan makanan
pokok. Zakat fitri berupa makanan
55
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
pokok sebanyak 1 sha‘ (!2,5 kg). Zakat
fitri ditunaikan pada akhir Ramadhan,
dan selambat-lambatnya sebelum
shalat ‘Id dilaksanakan. Apabila zakat
tersebut ditunaikan sesudah shalat ‘Id,
maka berubah menjadi shadaqah biasa.
Sebaiknya zakat fitri dikumpulkan pada
Panitia Zakat (Amil Zakat), agar dapat
dibagikan secara merata dan teratur.
Adapun tujuan zakat fitri ialah untuk
membersihkan orang yang berpuasa dari
dosa-dosanya, karena ketika berpuasa,
baik sengaja maupun tidak sengaja, telah
melakukan hal-hal yang dilarang oleh
Syari‘ah, dan juga untuk menyantuni
para fakir miskin.
Dalam hadits Nabi saw disebutkan
sebagai berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ
56
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
دَّاهَا
َ
اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أ
دَّاهَا بَعْدَ
َ
قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أ
الصَّلاَةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ. ]رواه أبو
دادود وابن ماجه[.
Artinya: “Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Rasulullah saw
telah mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan
diri orang yang berpuasa dari
perkataan yang sia-sia dan kotor serta
untuk memberi makan kepada orangorang
miskin. Barang siapa yang menunaikannya
sebelum shalat ‘Id, maka itu
adalah zakat yang diterima, dan barang
siapa yang menunaikannya sesudah
shalat ‘Id, maka itu hanyalah sekedar sedekah.”
[HR. Abu Dawud, Ibnu Majah].
نَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
َ
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ أ
57
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ ع
وِ
َ
وْ رَجُلٍ أ
َ
وْ عَبْدٍ أ
َ
كُلِّ نَفْسٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ حُرٍّ أ
وْ صَاعًا مِنْ
َ
وْ كَبيرٍِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أ
َ
ةٍ صَغيرٍِ أ
َ
امْرَأ
شَعيرٍِ. ]رواه مسلم[.
Artinya. “Dari Abdullah Ibnu Umar
r.a. (diriwayatkan bahwa) Rasulullah
saw telah mewajibkan zakat fitri pada
bulan Ramadhan atas setiap jiwa orang
Muslim, baik merdeka ataupun budak,
laki-laki ataupun wanita, kecil ataupun
besar, sebanyak satu sha’ kurma atau
gandum. [HR. Muslim].
5. Shalat dan Khutbah ‘Idul Fitri
a. Shalat Idul Fitri dikerjakan secara
berjama‘ah di tanah lapang. Jumlah
rakaat shalat Idul Fitri adalah dua
rakaat, dengan tujuh kali takbir
setelah takbiratul ihram pada rakaat
58
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
pertama, dan lima kali takbir pada
rakaat kedua. Dasar-dasarnya
adalah:
يِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ دُْرِ يدٍ اْخل بِي سَعِ
َ
عَنْ أ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ
وَّلُ شَيْءٍ
َ
ضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأ
َ
الْفِطْرِ وَاْلأ
بِهِ الصَّلاَةُ ... ]رواه البخاري[.
ُ
يَبْدَأ
Artinya: “Dari Abu Sa‘id al-Khudri
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Nabi Muhammad saw selalu keluar
pada hari Idul Fitri dan hari Idul
Adlha menuju lapangan, lalu hal
pertama yang ia lakukan adalah
shalat ...” [HR. Al-Bukhari].
نَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
َ
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أ
وْ فِطْرٍ
َ
ضْحَى أ
َ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمَ أ
59
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ رَكْعَتَِْني فَصَلَّى
بَعْدَهَا...]أخرجه السبعة[.
Artinya: “Dari Ibnu Abbas (diriwayatkan)
bahwasanya Rasulullah
saw pada hari Idul Adlha atau Idul
Fitri keluar, lalu shalat dua rakaat,
dan tidak mengerjakan shalat apapun
sebelum maupun sesudahnya.
[Ditakhrijkan oleh tujuh ahli hadis].
نَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
َ
عَنْ عَائِشَةَ أ
وَسَلَّمَ كَانَ يُكَبِّرُ فِي الْعِيدَيْنِ سَبْعًا
وَخَمْسًا قَبْلَ الْقِرَاءَةِ. ]رواه أحمد[.
Artinya: “Dari Aisyah (diriwayatkan
bahwa) Rasulullah saw pada shalat
dua hari raya bertakbir tujuh kali
dan lima kali sebelum membaca (al-
Fatihah dan surat). [HR Ahmad].
60
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
b. Khutbah Idul Fitri dikerjakan satu
kali sesudah melaksanakan shalat
Idul Fitri, dimulai dengan bacaan
hamdalah. Dasarnya adalah:
يِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ دُْرِ يدٍ اْخل بِي سَعِ
َ
عَنْ أ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ
وَّلُ شَيْءٍ
َ
ضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأ
َ
الْفِطْرِ وَاْلأ
لَومُ مُقَابِ فُ فَيَقُ صَِر بِهِ الصَّلاَةُ ثُمَّ يَنْ
ُ
يَبْدَأ
النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوسٌ عَىَل صُفُوفِهِمْ
مُرُهُمْ فَإِنْ كَانَ
ْ
فَيَعِظُهُمْ وَيُوصِيهِمْ وَيَأ
مُرَ بِشَيْءٍ
ْ
وْ يَأ
َ
نْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ أ
َ
يُرِيدُ أ
مَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَِرفُ. ]متفق عليه[.
َ
أ
Artinya: “Dari Abu Sa‘id al-Khudri
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
61
Tuntunan Ibadah
pada Bulan Ramadhan
Rasulullah saw keluar pada hari
raya Idul Fitri dan Idul Adlha
menuju lapangan tempat shalat,
maka hal pertama yang dia lakukan
adalah shalat, kemudian manakala
selesai beliau berdiri menghadap
orang banyak yang tetap duduk
dalam saf-saf mereka, lalu Nabi
saw menyampaikan nasehat dan
pesan-pesan dan perintah kepada
mereka; lalu jika beliau hendak
memberangkatkan angkatan perang
atau hendak memerintahkan
sesuatu beliau laksanakan, kemudia
lalu beliau pulang. [HR. Muttafaq
‘Alaih].
ةَ مَعَ رَسُولِ دْتُ الصَّلاَ شَهِ قَالَ ابِرٍ عَنْ جَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمِ عِيدٍ
وَلاَ انٍ ذَ
َ
بِالصَّلاَةِ قَبْلَ ا طْخلُْبَةِ بِغَيِْر أ
َ
فَبَدَأ
62
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
إِقَامَةٍ فَلَمَّا قَضَى الصَّلاَةَ قَامَ مُتَوَكِّئًا ع
ثْ عَلَيْهِ وَوَعَظَ
َ
بِلاَلٍ فَحَمِدَ اللهَ وَأ
النَّاسَ وَذَكَّرَهُمْ وَحَثَّهُمْ عَىَل طَاعَتِهِ ...
]رواه النسائي[.
Artinya: “Dari Jabir (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Saya menghadiri
shalat pada suatu hari raya bersama
Rasulullah saw: sebelum khutbah
beliau memulai dengan shalat
tanpa azan dan tanpa qamat. Lalu
manakala selesai shalat beliau
berdiri dengan bersandar kepada
Bilal. Lalu ia bertahmid dan memuji
Allah, menyampaikan nasehat dan
peringatan untuk jamaah, serta
mendorong mereka supaya patuh
kepada-Nya ... [HR. an-Nasa’i].
Wallaahu a‘lam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar