Kota Wates, sebagai ibukota Kabupaten Kulonprogo yang berada di 'perbatasan' DIY tentu mempunyai karakteristik tersendiri, terutama dalam bidang 'mencari uang'. Ibukota Kabupaten yang berada di pinggiran wilayah tentu ada dua sisi, disatu sisi, jika kota tersebut jauh dari 'pusat' belanja, maka kota tersebut menjadi metropolitan, tetapi disisi lain, jika kota tersebut "tanggung" jaraknya dengan 'pusat' belanja, maka kota tersebut menjadi 'magel', maju tidak, biasa-biasa juga tidak.
Kota Wates secara geografis memang tidak jauh dengan ibukota DI Yogyakarta, dimana menawarkan banyak kesempatan, dalam arti sekali berangkat ke ngayojokarto/nagari maka sekali dayung 2 pulau terlampaui. belanja bersama refresing, refresing berama liat HP, atau apapun...
Ada beberapa catatan bagi teman-teman jika berminat 'menanamkan' modalnya di kota Wates untuk memperoleh 'duwit'.
Pertama :
Dua atau tiga tahun pertama usaha di kota Wates harus berani 'belajar' dari pengalaman. teori yang kita dapat dalam pembelajaran di sekolah, belum tentu cocok diterapkan di kota Wates. Dalam waktu 'belajar' tersebut kita harus dituntut titen, artinya bahwa tren atau kebiasaan masyarakat Kulonprogo, bisa terulang di setiap tahunnya. Selain itu kitapun pun harus bisa titen, berapa rupiah yang bisa kita dapat dalam satu bulannya.
Kedua :
Harus bisa bertahan dalam dua tahun pertama. Apabila kita menginginkan 'berasil berusaha' di kota Wates, kita memang harus bisa bertahan di dua tahun pertama. Tahapan ini yang sangat berat, karena dalam masa ini kita harus berani tombok atau nomboki dulu. baru setelah tahun ketiga kita bisa mengerti 'alur' orang Wates.
Ketiga :
Jangan pernah menyediakan / membuka usaha sampai dengan malam sekali, minimal jam 21.00 Wib harus dikondisikan untuk off atau istirahat. ini bukan karena 'kejahatan' tetapi semata-mata jam 18.00 Wib kota Wates sudah mulai 'mati', tidak ada kehidupan. hal ini dengan catatan. bahwa ANGKOT (DES) yang beroperasi di Kulonprogo masih seperti saat ini (2011). lain ceritanya apabila 'beroperasinya' ANGKOT (DES) bisa menyesuaikan sampai dengan pukul 22.00 WIB. Ada banyak pilihan memang kalau 'mau menghidupkan' kota Wates di waktu malam, banyak orang mengeluh tentang angkot/des ini, tetapi di sisi lain pelaku Angkot/des juga sambat tentang besarnya biaya operasional, karena tidak adanya penumpang.
Keempat :
Jaringan. Jaringan ini berkaitan dengan link konsumen yang akan kita raup. semakin banyak link ataupun jaringan yang kita punya di Kota Wates, tentu peluang pasar akan lebih besar. Konsumen di wates banyak yang lebih tertarik dengan kedekatan pertemanan dari pada melirik barang produknya.
Usulan Alternatif jalan keluar;
Apabila pemda memungkinkan menfasilitasi, maka Transport antar desa (angkot) dihidupkan sampai dengan malam hari, syukur jikalau sampai dini hari....
apabila ingin mengembangkan 'kemeriahan' berusaha di wates, kami mengusulkan untuk membuat jalur jalan kota wates,.... Jalan depan pasar wates ditutup pada waktu-waktu tertentu, syukur ditutup terus, kemudian digunakan untuk parkir ataupun 'pedagang', jikapun tetap jalur satu arah, kami berharap bangjo brojo, kekiri dan kekanan jalan terus.. jalan teteg wetan dijadikan satu arah, sampai dengan pertigaan mutihan, sedangkan jalan dari bekas bioskop sampai dengan teteg wetan juga menjadi satu arah.....
pengalihan jalan ini di maksudkan untuk memaksa pengendara untuk berputar-putar di kota wates, dengan banyaknya orang mengendahari (muter-muter) maka tempat di sepanjang jalan tersebut akan 'hidup'
Jaringan. Jaringan ini berkaitan dengan link konsumen yang akan kita raup. semakin banyak link ataupun jaringan yang kita punya di Kota Wates, tentu peluang pasar akan lebih besar. Konsumen di wates banyak yang lebih tertarik dengan kedekatan pertemanan dari pada melirik barang produknya.
Usulan Alternatif jalan keluar;
Apabila pemda memungkinkan menfasilitasi, maka Transport antar desa (angkot) dihidupkan sampai dengan malam hari, syukur jikalau sampai dini hari....
apabila ingin mengembangkan 'kemeriahan' berusaha di wates, kami mengusulkan untuk membuat jalur jalan kota wates,.... Jalan depan pasar wates ditutup pada waktu-waktu tertentu, syukur ditutup terus, kemudian digunakan untuk parkir ataupun 'pedagang', jikapun tetap jalur satu arah, kami berharap bangjo brojo, kekiri dan kekanan jalan terus.. jalan teteg wetan dijadikan satu arah, sampai dengan pertigaan mutihan, sedangkan jalan dari bekas bioskop sampai dengan teteg wetan juga menjadi satu arah.....
pengalihan jalan ini di maksudkan untuk memaksa pengendara untuk berputar-putar di kota wates, dengan banyaknya orang mengendahari (muter-muter) maka tempat di sepanjang jalan tersebut akan 'hidup'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar